Jati adalah salah satu komoditas kayu keras unggulan yang paling banyak peminatnya di pasaran dunia. Jati memiliki keunggulan pada sisi keawetan dan keindahan galurnya, sehingga permintaan untuk komoditas kayu ini seolah tidak pernah surut. Karenanya hingga kini penanaman benih jati sebagai budidaya terus menjadi pilihan potensial.
Sekedar informasi untuk Anda, saat ini permintaan untuk jati di pasar dunia masih pada kisaran 230 juta meter3. Angka yang luar biasa besar ini hanya mampu terpenuhi sekitar 30% saja. Artinya masih ada peluang sebesar 160 juta meter3 permintaan. Dan komoditas jati di kawasan Jawa masih menjadi salah satu kayu jati paling diminati setelah komoditas jati produksi Birma.
Baca Juga : Investasi Gaharu Potensi Terbesar Dunia Perkayuan
Dalam budidaya jati, Anda akan menemukan beberapa kendala yang secara signifikan bisa mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi. Kendala utama terletak pada pertumbuhan benih jati sampai menjadi jati siap panen, terhitung cukup lama. Proses perkecambahan biji jati menjadi benih jati siap tanam juga lebih lama karena bentuk biji yang terselubung cangkang keras.
Pada dasarnya kayu jati ini jenis yang kuat dan tahan lapuk. Tidak hanya kayunya yang awet, daun dan bahkan cangkang biji dari tanaman jati ini juga tidak mudah lapuk. Bahkan ketika terjadi kebakaran hutan, kayu dan bijinya sama sekali tidak rusak.
Cangkang keras inilah yang menghalangi biji didalamnya untuk berkecambah. Terkadang memakan waktu berbulan-bulan agar cangkang ini lapuk dan kecambah bisa tumbuh menjadi benih jati. Hingga saat ini penanaman dengan cara vegetatif belum mampu memberi hasil optimal.
Menanam Benih Jati yang Lebih Maksimal
Mengingat kendala-kendala dalam mengoptimalkan produksi pada budidaya jati, Anda perlu memahami beberapa kiat khusus yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Jika Anda telah memenuhi semua kiat-kiat khusus ini, terutama pada tahapan awal semenjak penanaman benih jati, Anda dapat mempercepat datangnya masa panen. Berikut beberapa kiat khusus tersebut :
1. Pilihlah lahan penanaman benih jati dengan karakter agak kering namun subur. Pada dasarnya habitat asli tanaman jati cenderung pada kawasan tropis yang agak kering. Jati tidak tahan dengan lahan berkubang air dan becek, juga tidak tahan curah hujan tinggi. Bahkan pada musim kemarau panjang jati mampu bertahan hidup dengan meranggaskan daunnya.
2. Untuk memaksimalkan hasil, upayakan untuk memaksimalkan pula perawatan intensif setidaknya pada 3 tahun pertama. Perawatan intensif pertama adalah pemupukan yang perlu Anda lakukan rutin setiap 4 bulan sekali selama 3 tahun.
Perawatan lain adalah pemangkasan untuk menjaga tajuk jati lurus keatas tanpa percabangan. Yang terakhir adalah pemberantasan hama, dengan cara pemberian aspal panas setiap terjadi pemangkasan dan luka pada pohon untuk mencegah masuknya hama pengerek. Selain itu pemangkasan ranting yang tertular penyakit juga bisa menjadi solusi pencegahan penyakit akan menyebar kebagian jati lain.
3. Pada kondisi lahan yang kurang subur bahkan cenderung tandus, penanaman jati tetap bisa Anda lakukan. Justru jati disini bisa menjadi solusi recovery tanah. Hal ini terjadi pada tahun 1978 ketika pemerintah lokal Yogyakarta melakukan penanaman jati pada ribuah hektar lahan tandus di kawasan Gunung Kidul. Dalam 10 tahun, Anda bisa melihat kawasan Gunung Kidul kini telah berubah menjadi kawasan subur dan produktif.
Pada sistem ini, hasil panen awal tidak akan terlalu memberi hasil optimal, namun sifat jati yang justru menyuburkan lahan dapat memberi kontribusi efektif bagi penanaman benih jati tahap lanjutan. Karenanya pada sistem ini disarankan untuk menanam secara bertahap.
4. Pada satu hektar lahan jati, Anda bisa menanam sebanyak 1100 benih jati dengan jarak tanam sekitar 3 meter. Namun pada usia tanaman sekitar 5 tahun, Anda perlu melakukan penjarangan dengan menebang 20 % pohon dan 10 % lagi pada usia 7 tahun. Penjarangan ini penting untuk memaksimalkan ukuran jati pada masa panen final.
5. Salah satu poin penting dalam budidaya jati adalah faktor keamanan. Nilai sebuah pohon yang cukup tinggi hingga mencapai nilai belasan dan puluhan juta mendorong terjadinya pencurian. Untuk itu, Anda dapat bekerjasama dengan penduduk lokal dengan menyediakan lahan tumpang sari secara gratis, sekaligus menitipkan keamanan lahan pada mereka. Pada saat panen mereka bisa mendapat setidaknya 5 % share keuntungan sebagai imbalan tambahan.
Untuk meningkatkan keamanan, Anda bahkan bisa bekerja sama dengan pemerintahan setempat, misalnya strata kelurahan untuk memberikan pengamanan ekstra bagi lahan jati Anda, tentu dengan kesepakatan bagai hasil sekitar 1 – 5 %.
6. Pada saat panen, Anda perlu memastikan surat faktur dari kelurahan setempat sebagai surat jalan atas komoditas Anda. Kayu sangat rentan dengan berbagai razia berkaitan dengan penebangan liar. Karenanya faktur ini sangat krusial bagi keamanan pengiriman.
Itu tadi beberapa kiat dalam memaksimalkan hasil panen budidaya benih jati. Jika Anda menerapkan cara ini, Anda akan mampu mengoptimalkan kuantitas dan kualitas produksi Anda. Bahkan dengan modal tidak kurang dari 50 juta Anda bisa membukukan hasil sekitar 10 milyar. Bagaimana potensi menanam benih jati ini menurut Anda?